Berargumentasi untuk
menunjukkan batilnya sesuatu dengan alasan bahwa sesuatu itu aneh, maka Allah membantah alasan ini
dengan firman-Nya dalam surat Hud:
{ فَلَوْلَا كَانَ مِنَ ٱلْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُو۟لُوا۟ بَقِيَّةٍۢ يَنْهَوْنَ
عَنِ ٱلْفَسَادِ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًۭا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَٱتَّبَعَ
ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَآ أُتْرِفُوا۟ فِيهِ وَكَانُوا۟ مُجْرِمِينَ}
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu
orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan)
kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang
telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya
mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah
orang-orang yang berdosa.” (Q.S.
Hud: 116)
Makna ayat { فَلَوْلَا كَانَ} adaah suatu anjuran yang mengandung unsur
menyayangkan. Artinya, “Mengapa tidak ada.” { مِنَ ٱلْقُرُونِ} artinya
orang-orang yang berdekatan pada satu zaman. { مِن قَبْلِكُمْ
أُو۟لُوا۟ بَقِيَّةٍ} artinya, yang memiliki sisi-sisi bagian dari nalar dan
pemikiran, atau yang memiliki keutamaan (kelebihan), dengan syarat {البَقِيَّةٍ} adalah nama untuk { الفضل } yaitu
keutamaan atau kelebihan. Sedangkan huruf ha’ adalah untuk naql
(perpindahan). Dari sini dikatakan bahwa: “فلان من بقية القوم” artinya Fulan termasuk orang pilihan dari
mereka. Di antaranya adalah ucapan mereka:
في الزوايا خبايا وفي الرجال بقايا
“Di pojok-pojok (kamar) ada wanita-wanita pingitan, dan di
kalangan laki-laki ada laki-laki pilihan.” (Wallahu a’lam)
Merekalah yang mencegah
kerusakan yang terjadi di bumi yang terjadi di tengah-tengah mereka sebagaimana
yang dituturkan dalam kisah-kisah mereka. Kerusakan itu ditafsirkan sebagai
kekufuran dan maksiat-maksiat yang menyertainya. “kecuali sebahagian kecil
di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka,” ini
adalah pengecualian terputus. Artinya, hanya sedikit dari orang-orang yang Kami
selamatkan, karena mereka melakukan pencegahan (dari yang munkar).” (Lihat Ruuh
Al-Ma’aany, 12/160-162)
Sumber: Syarh Masaail
Al-Jahiliyyah, Mahmud Syukry Al-Alusy
Penerjemah: Agus Hasan
Bashory
Diketik ulang dari buku
‘Mewaspadai 100 Perilaku Jahiliyah’
No comments:
Post a Comment