Seorang yang
bertauhid kepada Allah dengan benar akan bertawakkal hanya kepada Allah saja,
tidak akan mengadu dan tidak saling caci maki sesama manusia, selalu ridha dan
cinta kepada Allah, dan menerima dengan sepenuhnya atas hukum-hukum-Nya.
Tauhid rububiyyah
diakui oleh manusia, karena tauhid ini sudah menjadi fitrah setiap manusia dan
kesimpulan mereka ketika melihat kepada alam. Pengakuan saja tidaklah cukup
sebagai bentuk keimanan kepada Allah yang dapat menyelamatkan dari adzab-Nya.
Iblis pun telah mengakui tauhid ini sebagaimana juga orang-orang musyrik, namun
hal tersebut tidak memberi manfaat bagi mereka, karena mereka tidak mengakui
tauhid ubudiyyah dengan mengakui bahwa hanya Allahlah Tuhan yang patut
untuk disembah.
Barangsiapa
yang hanya mengakui tauhid rububiyyah, belum bisa dikatakan sebagai muwahhid
(orang yang mengesakan Allah dalam ibadah) dan belum bisa dikatakan sebagai
seorang muslim (orang yang berserah diri kepada Allah). Tidaklah
diharamkan atas darah dan harta seseorang sehingga ia mengakui tauhid uluhiyyah,
dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, mengakui
bahwa hanya Allah yang berhak untuk disembah, dan komitmen untuk selalu
menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya.
Sumber: Mukhtashar Al-Fiqh Al-Islaamy, Muhammad
bin Ibrahim At-Tuwaijiry
Ensiklopedi Islam Al-Kamil, Pustaka Darus Sunnah
No comments:
Post a Comment