Mereka berpecah belah
dalam agama mereka sebagaimana firman Allah:
{ مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًۭا ۖ كُلُّ حِزْبٍۭ
بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ}
“yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka
menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada golongan mereka.” (Q.S.
Ar-Ruum: 32)
Begitu pula dalam dunia
mereka. Mereka berpandangan bahwa hal itu adalah benar. Kemudian datanglah
(Nabi) dengan ajaran persatuan dalam agama sebagaimana firman-Nya:
{ كَذَٰلِكَ يُوحِىٓ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ
ٱلْحَكِيمُ}
“Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,
mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sebelum kamu.” (Q.S. Asy-Syura: 3)
Dan
{ إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًۭا لَّسْتَ مِنْهُمْ
فِى شَىْءٍ ۚ إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟
يَفْعَلُونَ}
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka
(terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu
terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (Q.S. Al-An’am: 159)
Dan melarang kita
menyerupai mereka sebagaimana firman-Nya:
{ وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ تَفَرَّقُوا۟ وَٱخْتَلَفُوا۟ مِنۢ بَعْدِ مَا
جَآءَهُمُ ٱلْبَيِّنَٰتُ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌۭ}
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai
dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,” (Q.S. Ali Imran: 105)
Allah Ta’ala berfirman:
{ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟
نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءًۭ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًۭا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍۢ مِّنَ
ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ}
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (Q.S. Ali Imran: 103)
Dikatakan, yang
dimaksud oleh Allah dengan ayat di atas adalah peperangan-peperangan antara Aus
dan Khazraj yang berlangsung hingga 120 tahun hingga Allah menyatukan hati
mereka dengan Al-Islam, maka hilanglah semua kedengkian. Ini dikatakan oleh
Ibnu Ishaq. [Tafsir Ath-Thabary, 4/33]
Dan perang Bu’ats
adalah peperangan mereka yang terakhir. Hal ini telah diterangkan secara rinci
dalam Al-Kaamil fi At-Taariikh. [1/312]
Ada juga yang
mengatakan bahwa yang dimaksudkan oleh Allah adalah pertikaian panjang dan
peperangan berlarut-larut antara orang-orang musyrik Arab. Salah satunya perang
Al-Basus sebagaimana dinukil dari Hasan radhiyallahu anh. Disebutkan
oleh Ibnul Jauzy dalam Zaad Al-Masiir, 1/433.
Allah berfirman:
{ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًۭا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ}
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah” (Q.S.
At-Taghabun: 16)
Dan ayat-ayat lain yang
melarang sikap semaunya sendiri, perpecahan, bercerai berai, tidak tunduk dan
tidak taat sebagaimana sikap orang-orang Jahiliyah.
Sumber: Syarh Masaail
Al-Jahiliyyah, Mahmud Syukry Al-Alusy
Penerjemah: Agus Hasan
Bashory
Diketik ulang oleh
Hasan Al-Jaizy dari buku ‘Mewaspadai 100 Perilaku Jahiliyah’
No comments:
Post a Comment