Seorang hamba
akan berbolak-balik dalam 3 keadaan:
a. Ketika
mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah Ta’ala, maka dia wajib memuji
Allah dan bersyukur kepada-Nya.
b. Ketika
melakukan perbuatan maksiat dan dosa, maka dia wajib memohon ampunan kepada
Allah Ta’ala.
c. Ketika
tertimpa bencana, maka dia wajib sabar.
Barangsiapa
yang dapat melaksanakan kewajiban dalam tiga keadaan ini, ia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah Ta’ala
menimpakan bencana kepada hamba-Nya untuk menguji tingkat kesabaran dan
kekuatan ibadahnya, bukan untuk membinasakan atau menyiksanya. Sehingga Allah
mempunyai hak yang sama atas ibadah hamba-Nya baik dalam keadaan susat (berat)
maupun dalam keadaan lapang, baik atas perkara yang dibenci maupun perkara yang
disukai. Namun kebanyakan umat manusia beribadah pada hal-hal yang mereka sukai
saja. Adapun dalam keadaan yang dibenci, mereka punya sikap yang berbeda. Berwudhu
dengan air yang dingin pada waktu cuaca panas adalah ibadah, menikah dengan
perempuan yang baik adalah ibadah, berwudhu dengan air yang dingin pada saat
cuaca dingin adalah ibadah, meninggalkan maksiat dan hawa nafsu tanpa adanya
rasa takut kepada manusia adalah ibadah, dan sabar dalam menahan rasa lapar dan
rasa sakit adalah ibadah, akan tetapi ada perbedaan antara dua keadaan ibadah
ini.
Barangsiapa
dapat beristiqamah dalam beribadah kepada Allah pada dua keadaan tersebut,
yaitu dalam keadaan yang dibenci dan disukai, maka ia tergolong hamba Allah
yang tidak pernah merasa takut dan bersedih. Tidak ada jalan bagi musuh untuk
mencelakainya karena Allah selalu menjaganya. Namun terkadang setan mampu
menggelincirkannya. Seorang hamba terkadang diuji dengan kelupaan, syahwat dan
kemarahan, sedang stan selalu datang kepada hamba lewat ketiga pintu ini. Allah
telah memberikan kekuasaan bagi hamba-Nya, berkenaan dengan hawa nafsu, setan
dan ujian yang ditimpakan kepadanya, apakah ia menaati hal-hal tersebut atau
menaati Rabbnya.
Allah
mensyariatkan perintah-perintah kepada umat manusia, sebagaimana hawa nafsu
juga memberikan perintah padanya. Allah menghendaki kesempurnaan iman dan amal
saleh, sedang nafsu menginginkan penguasaan harta dan pemuasan syahwat. Allah
menghendaki agar kita beramal untuk akhirat, sedang nafsu menghendaki agar kita
beramal untuk dunia. Keimanan merupakan jalan kesuksesan dan pelita yang
menyinari kebenaran, di sinilah sebenarnya medan ujian.
Berkenaan
dengan hal ini, Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam firman-Nya:
{أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ (3)}
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.”
(Q.S. Al-Ankabut: 2-3)
{۞ وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا
مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ}
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.S.
Yusuf 53)
{فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ
ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًۭى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ}
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa
sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah
yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak
mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Q.S. Al-Qashash: 50)
Sumber: Mukhtashar Al-Fiqh Al-Islaamy, Muhammad
bin Ibrahim At-Tuwaijiry
Ensiklopedi Islam Al-Kamil, Pustaka Darus Sunnah
No comments:
Post a Comment