Sunday, February 17, 2013

Jalan Beribadah


Ibadah kepada Allah dibangun atas dua unsur pokok:

1. Kecintaan kepada Allah Ta’ala

2. Kerendahan di hadapan Allah Ta’ala

Dua dasar ini dibangun atas dua fondasi utama:

1. Mengakui adanya karunia Allah Ta’ala, keutamaan, kebaikan, rahmat dan kasih sayang-Nya yang menimbulkan rasa cinta (mahabbah).

2. Menyadari akan kelemahan diri, dan amal perbuatan yang mendorong tumbuhnya sikap rendah diri di hadapan Allah Ta’ala.

Jalan yang paling dekat membawa seorang hamba untuk menjumpai Rabbnya adalah sikap faqiir (butuh) akan rahmat Allah. Ia tidak memandang dirinya kecuali dalam keadaan membutuhkan, dan tidak pula melihat bahwa apa yang ada pada dirinya meliputi keadaan, kedudukan, dan sebab tergantung pada dirinya sendiri, dan tidak pula dengan sarana-sarana yang dianugerahkan kepadanya. Namun, ia mengakui ketergantungannya kepada Allah secara mutlak. Jika tidak bersikap demikian, maka ia akan merugi dan celaka. Firman Allah Ta’ala:

{وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍۢ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْـَٔرُونَ (53) ثُمَّ إِذَا كَشَفَ ٱلضُّرَّ عَنكُمْ إِذَا فَرِيقٌۭ مِّنكُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (54) لِيَكْفُرُوا۟ بِمَآ ءَاتَيْنَٰهُمْ ۚ فَتَمَتَّعُوا۟ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (55) }

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudaratan itu daripada kamu, tiba-tiba sebahagian daripada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” (Q.S. An-Nahl: 53-55)




Sumber: Mukhtashar Al-Fiqh Al-Islaamy, Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiry
Ensiklopedi Islam Al-Kamil, Pustaka Darus Sunnah


No comments:

Post a Comment