Mereka beribadah dengan
menyekutukan orang-orang shalih dalam doanya dan ibadahnya kepada Allah Ta’ala.
Mereka beranggapan bahwa hal itu termasuk bentuk pengagungan terhadap
orang-orang shalih yang dicintai oleh Allah. Dan dengan itu mereka juga
menginginkan syafa’at mereka di sisi Allah, karena mereka mengira bahwa
Allah menyukai hal itu dan orang-orang shalih menyukainya.
Sebagaimana firman
Allah:
{إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًۭا
لَّهُ ٱلدِّينَ (2) أَلَا
لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ
بَيْنَهُمْ فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ
كَٰذِبٌۭ كَفَّارٌۭ(3)}
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan
(membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari
syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan
di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Q.S. Az-Zumar: 2-3)
Allah berfirman:
{وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ
هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ }
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka
berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi
Allah".” (Q.S.
Yunus: 18)
Ini adalah masalah
terbesar yang diingkari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari
orang-orang Jahiliyah. Maka beliau datang dengan membawa Al-Ikhlas.
Beliau mengabarkan pada mereka bahwa ikhlas itulah agama Allah yang tidak
diterima dari siapapun selainnya. Dan beliau mengabarkan bahwa barangsiapa
melakukan apa yang mereka anggap baik, maka Allah mengharamkan Surga untuknya
dan tempat kembalinya adalah neraka.
Masalah ini adalah
agama itu sendiri secara keseluruhan. Karenanya manusia terpecah menjadi muslim
dan kafir, dan karenanya pula terjadilah permusuhan hingga disyariatkan jihad
sebagaimana firman Allah:
{وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ
ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ}
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti
(dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap
orang-orang yang lalim.” (Q.S.
Al-Baqarah: 193)
Dan firman-Nya:
{وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ كُلُّهُۥ
لِلَّهِ ۚ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌۭ}
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya
agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Anfal: 39)
Sumber: Syarh Masaail Al-Jahiliyyah, Mahmud Syukry
Al-Alusy
Penerjemah: Agus Hasan Bashory
Dinukil oleh Hasan Al-Jaizy dari buku ‘Mewaspadai
100 Perilaku Jahiliyah’
No comments:
Post a Comment