Thursday, March 7, 2013

KEPERCAYAAN ANIMISME: Pemujaan Kepada Makhluk Halus dan Dewa


Selain kepada ruh-ruh dari orang-orang yang telah meninggal dunia, kebanyakan bangsa Indonesia percaya pula kepada dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus yang bukan asal dari manusia. Dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus itu yang dianggap menyebabkan adanya bencana-bencana alam dan kecelakaan-kecelakaan, yang dipandang bukan datang dari ruh-ruh manusia, seperti tanah longsor atau gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Kalau orang sehari-hari merasa berhubungan dengan ruh-ruh orang yang sudah meninggal dunia, maka orang berpendapat dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus itu sekali-sekali menyusahkan manusia, yang ada pengaruhnya kepada kehidupan manusia sehari-hari. Dengan demikian rakyat menyerahkan urusan dewa-dewa dan makhluk halus itu kepada dukun-dukun, yang lambat lain menjadi berkembang, dan itu bersikap sedemikian rupa sehingga tampak mereka menyelubungi pengetahuannya dengan penuh rahasia.


Penyembah-penyembah berhala Indonesia mengenal dewa yang tertinggi yang sering-sering disebut dengan menggunakan nama asing. Demikianlah nama Batar Guru terdapat dengan bentuk yang berlainan pada orang-orang Batak, Bugis dan Filipina. Sebutan Malala terdapat pada orang-orang Dayak, dan Lahalata di Buru, suatu perubahan dari bahasa Arab “ALLAH” Ta’ala. Adapun kepercayaan dewa tertinggi ini pasti berasal dari bahasa Indonesia, yang disebut Hyang. Demikian fungsi dewa tertinggi hampir diucapkan oleh seluruh suku bangsa Indonesia, misalnya kekuatan cipta dan pemelihataan ciptaannya dalam arti, bahwa Ia menghukum apa yang dilakukan orang untuk menentang perbuatannya, tetapi penciptaan manusia kebanyakan berupa dongeng-dongen tidak langsung dari pada-Nya, seperti manusia keluar dari bambu dan rotan atau diturunkan dari langit.

Selain dari melalui dukun-dukun, dewa-dewa menghubungi manusia melalui utusannya, yaitu berupa binatang-binatang atau burung untuk memperingatkan manusia atau memberi pertolongan, yang diutus itu biasanya buaya atau harimau untuk membalas dendam.

Orang Indonesia percaya, bahwa nasib hidupnya itu telah ditentukan lebih dahulu oleh dewa-dewa dan manusia tidak dapat mengubahnya.

Ada golongan dewa yang tinggal di antara langit dan bumi namanya Sanghyang. Seluruh dewa tinggal di atas bumi, di langit, di gunung-gunung yang tinggi, sedang ruh manusia tinggal di bawah bumi.

Penghormatan istimewa diberikan juga kepada dewa-dewa di gunung-gunung dan lautan. Kepada mereka yang kadang-kadang diberikan korban manusia, umpamanya dilemparkan ke kawah gunung dan sebagainya.  Di antara para dewa ada yang sampai sekarang dihormati ialah dewi (dewa perempuan_ yang menjaga Lautan Selatan Pulau Jawa namanya Nyai Ratu Lara Kidul. Meskipun penduduk pantai selatan sudah menganut agama Islam, tetapi Nyai Ratu Lara Kidul itu masih sangat ditakuti oleh rakyat setempat, tambahan pula orang masih mempunyai keyakinan bahwa Nyai Ratu Lara Kidul kaya raya menyimpan harta benda dan suka memberi kepada manusia yang menginginkan, asal saja sesudah ia mati mau menjadi pengikutnya.

Makhluk-makhluk halus yang derajatnya lebih rendah tinggal di pohon-pohon atau tempat lain yang dipandang tempat tinggal orang terkemuka. Mereka sering mengganggu manusia sehingga menjadi sakit. Itulah sebabnya orang memuliakan pohon-pohon besar, seperti beringin dan sebagainya. Untuk mengelakkan gangguan mereka, manusia membuat rintangan dengan membuang buah-buahan yang berbau busuk atau bau-bauan lain yang tajam.




Sumber: Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia
Disusun dan diketik ulang oleh Hasan Al-Jaizy






SERIAL "KEPERCAYAAN ANIMISME"

1 comment:

  1. Tulisannya menar ik, ana kutif bleh kan, ana tuis di blok anak http://abujadid.blogspot.com ="memohon...akitifitas animisme"
    syukron

    ReplyDelete