Thursday, March 7, 2013

KEPERCAYAAN ANIMISME: Perpindahan Ruh



Orang mengartikan perpindahan ruh itu suatu kepercayaan bahwa ruh manusia setelah manusia mati pindah kepada orang lain atau kepada seekor binatang untuk hidup langsung di atas bumi dengan bentuk-bentuk yang baru. Kepercayaan seperti orang-orang Hindu mengenai perpindahan ruh itu tidak terdapat dalam kepercayaan orang-orang animisme di Indonesia, tetapi animisme percaya bahwa setelah manusia mati, ruhnya menjalankan kehidupannya sendiri di alam ruh. Walaupun demikian masih terdapat kepercayaan, bahwa orang-orang yang mati itu ruhnya ada yang pindah kepada orang lain, atau kepada binatang dan pohon. Suatu kepercayaan umum ialah ada seorang anak yang mukanya mirip salah seorang dari orang tuanya, maka orang tuanya itu tidak panjang umurnya, karena roh orang tuanya itu pindah kepada anaknya yang mirip dengan rupanya.


Kerap kali orang menyangka, bahwa sebagian dari binatang ialah titisan atau penjelmaan dari ruh manusia yang telah meninggal dunia, terutama macan atau buaya dianggap sebagai bentuk yang menampakkan diri dari orang-orang yang telah meninggal, yang datang untuk membalas dendam terhadap sesuatu ketidakadilan yang telah dilakukan oleh orang lain.

Orang-orang Bali mempunyai kepercayaan terhadap perpindahan ruh menurut ajaran agama Hindu. Akan tetapi pada orang Jawa pun masih ada sisa kepercayaan yang demikian itu. Ada kepercayaan bahwa mantra-mantra yang menjamin orang mati akan hidup kembali menjelma menjadi orang besar atau terhormat. Ada kepercayaan bahwa orang-orang jahat ruhnya masuk ke dalam anjing atau babi.

Kepercayaan manusia purba pada suku-suku bangsa Indonesia pada waktu itu terpancar pada lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua tempat mereka tinggal, termasuk di dalamya estetika dan magis. Cap-cap tangan dengan latar belakang car merah, mungkin mengandung arti kekuatan atau simbol kekuatan pelindung untuk mencegah ruh-ruh jahat. Dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap, dipakai sebagai tanda adat yang berkabung.

Menurut Roder dan Galis yang menyelidiki lukisan-lukisan di Irian Jaya, lukisan-lukisan itu bertalian dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang, upacara kesuburan, inisiasi dan mungkin juga untuk keperluan ilmu dukun, untuk meminta hujan, dan kesuburan atau memperingati suatu kejadian yang penting. Di antaranya ada lukisan seperti yang terdapat di Pulau Seram dan Irian Jaya, mungkin mengandung arti lambang kekuatan magis, yaitu dianggap sebagai penjelmaan ruh nenek moyang atau kepala suku yang menjadi kadal. Kepercayaan suku-suku bangsa Indonesia kepada kadal atau binatang melata lainnya baru mulai berkembang kemudian. Gamar-gambar orang seperti ditemukan di Seram dan Irian Jaya, dianggap mengandung magis, sebagai penolak ruh-ruh atau sebagai gambar nenek moyang, karena tubuh atau bagian tubuh manusia dianggap mengandung kekuatan magis.






Sumber: Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia

No comments:

Post a Comment