Saturday, March 2, 2013

KEPERCAYAAN ANIMISME: Asal dan Arti Kata

Makam Raja-Raja Tallo di Makassar. Sumber foto: isnuansa.com


Kata animisme berasal dari bahasa Latin anima, artinya nyawa (ruh).

Tylor, orang yang pertama-tama mempelajari alam ruh pada bangsa-bangsa yang masih primitif (sederhana), berpendapat bahwa animisme ialah kepercayaan adanya ruh (nyawa) pada benda-benda, batu-batu, kayu-kayu, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan makhluk-makhluk yang lain yang terdapat di dunia. Kepercayaan ini kebalikannya dari kepercayaan materialisme (dahriyyah) atau kebendaan.

Van Gennep, berpendapat hampir sama dengan Tylor, hanya bedanya ruh manusia tidak dimasukkan ke dalamnya dan ia menyebut bukan animisme, tetapi dinamisme (serba tenaga).

A.C. Kruyt, memisahkan antara animisme dengan spiritisme. Segala kepercayaan yang bersangkutan dengan urusan nyawa dari makhluk-makhluk di dunia ini termasuk ke dalam animisme dan yang dipandang dari penjelmaan kekuatan alami dahsyat, kepercayaan ini termasuk daemonologie dan spiritisme. Penyembahan berhala adalah satu akibat dari kepercayaan-kepercayaan tersebut di atas.

Dengan perkataan animisme ini dimaksudkan untuk membuat tinjauan dunia (masyarakat) yang sederhana dari suku-suku bangsa yang terdapat di Kepulauan Indonesia, yang belum dipengaruhi secara langsung oleh agama-agama Hindu, Islam, Kristen dan lain-lainnya. Di samping itu harus diingat, bahwa juga di tempat-tempat yang telah kemasukan salah satu dari agama tersebut, sebagaimana juga di tempat-tempat di luar negeri, banyak dari kepercayaan lama dari rakyt tetap hidup langsung dalam bentuk yang telah tercampur (telah terpadu bersenyawa, sinkretisme).


Walaupun tak terhingga perbedaan dalam bentuk dan coraknya, namun tinjauan dunia mengenai penyembah berhala pada suku-suku bangsa Indonesia ini, mempunyai cukup banyak garis persamaan dalam pokoknya untuk memungkinkan membuat sketsa (gambaran) umum yang meliputi.

Dalam penyembahan, suku-suku bangsa Indonesia kita mengenal 3 unsur:

  1. Suatu tinjauan dunia yang berjenis panteistis, di mana segala makhluk dianggap ditempati ruh atau zat ruh atau kekuatan hidup yang sama, yang terdapat pada manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
  2. Kepercayaan dari ruh pribadi manusia, yang setelah manusia mati, ruhnya hidup langsung dalam alam ruh, yang dilayani dan dipuja oleh kaum kerabatnya yang ditingggalkannya.
  3. Kepercayaan dan adanya pemujaan terhadap makhluk-makhluk dan dewa-dewa, yang dipandang penjelmaan dari kekuatan-kekuatan alam.



Sumber: Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, Prof. Kamil Kartapradja, Yayasan MasAgung, Jakarta 1985


SERIAL "KEPERCAYAAN ANIMISME"

[1] KEPERCAYAAN ANIMISME: Asal dan Arti Kata
[2] KEPERCAYAAN ANIMISME: Kepercayaan Kepada Serba Ruh
[3] KEPERCAYAAN ANIMISME: Kepercayaan Kepada Ruh Pribadi Manusia
[4] KEPERCAYAAN ANIMISME: Pemujaan Kepada Makhluk Halus dan Dewa-dewa
[5] KEPERCAYAAN ANIMISME: Perpindahan Ruh




No comments:

Post a Comment