Sunday, March 10, 2013

001- Penjelasan Tentang Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Syarh Ath-Thahawiyyah)



{ هذا ذكر بيان عقيدة أهل السنة والجماعة على مذهب فقهاء الملة: أبي حنيفة النعمان بن ثابت الكوفي، وأبي يوسف يعقوب بن إبراهيم الأنصاري، وأبي عبدالله محمد بن الحسن الشيباني رضوان الله عليهم أجمعين، وما يعتقدون من أصول الدين ويدينون به رب العالمين}

“Ini adalah penjelasan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berdasarkan madzhab ulama fikih agama ini: Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit Al-Kufy, Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim Al-Anshary, dan Abu Abdillah Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibany –semoga Allah meridhai mereka semua-, berikut apa yang mereka yakini dari pokok-pokok agama ini dan mereka anut sebagai agama bagi Rabb alam semesta.”

Pengaruh Nama-nama Allah Dalam Peribadahan


 Sesungguhnya nama-nama Allah yang baik (asma’ul husna) dan sifat-sifat-Nya yang mulia memiliki pengaruh dalam peribadahan (manusia) dan dalam pendiptaan alam semesta. Penjelasan berkaitan dengan pengaruhnya dalam penciptaan alam semesta, telah berlalu. Adapun pembahasan sekarang berkaitan dengan pengaruhnya dalam peribadahan, seperti ketundukan, kerendahan diri, khusyu’, taubat, rasa takut, cinta, tawakal dan bentuk-bentuk ibadah lain, yang bersifat lahir maupun yang batin. Karena setiap nama Allah dan setiap sifat memiliki peribadahan khusus yang merupakan konsekuensi dari nama dan sifat serta ilmu tentangnya. Hal ini terkandung dalam setiap bentuk ibadah, baik yang di dalam hati maupun dalam anggota badan. Maksudnya bahwa seorang hamba apabila mengetahui tentang keesaan Allah dalam mendatangkan manfaat atau mudharat, pemberian, pencegahan, penciptaan, rezeki, menghidupkan dan mematikan, maka hal tersebut akan membuahkan tawakal kepada Allah Ta’ala lahir dan batin.

Pengaruh Nama Allah Dalam Penciptaan Alam Semesta


 Sesungguhnya di antara hal utama dan bermanfaat yang dapat meninggikan derajat seorang hamba dan membantunya dalam mengenal Allah, mewujudkan kecintaan serta pujian kepada-Nya adalah merenungkan dan men-tadabburi nama-nama Allah yang baik dan sifat-sifat-Nya yang mulia di dalam penciptaan alam semesta. Selain itu, bahwasanya alam semesta ini, dari langit dan bumi, matahari dan bulan, malam dan siang, gunung-gunung, lautan, gerak dan diamnya makhluk, semua ini termasuk bagian dari pengaruh nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.

Saturday, March 9, 2013

Keutamaan Ilmu Tentang Nama dan Sifat Allah


Sesungguhnya ilmu tentang nama dan sifat Allah merupakan ilmu yang diberkahi, memiliki banyak pelajaran berharga, dan manfaat yang banyak, bermacam-macam buah dan pengaruhnya. Tampak jelas keutamaan ilmu ini dan keagungan manfaatnya dari banyak sisi:

Pertama: Sesungguhnya ilmu ini adalah semulia-mulia ilmu, seutama-utamanya, dan setinggi-tingginya kedudukan. Keutamaan suatu ilmu dilihat dari sisi kandungan ilmu tersebut. Tidak ada ilmu yang lebih mulia dan lebih utama daripada ilmu tentang nama dan sifat-Nya yang tercantum dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, menyibukkan diri dengan ilmu ini dan memahaminya merupakan suatu kesibukan terhadap hal yang mulia.

Friday, March 8, 2013

SAKARATUL MAUT




Sudah tiba saatnya orang tidur harus bangun. Sudah tiba waktunya orang lalai harus sadar sebelum kematian menjelang dengan membawa minuman yang getir, sebelum semua gerakan ini terhenti, sebelum nafas tak lagi berhembus, sebelum dibawa dan berada di dalam kubur.

Imam Al-Qurthuby rahimahullah menjelaskan, Allah Ta’ala menggambarkan beratnya kematian di empat ayat sebagai berikut:

Pertama
{وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ}

“Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (Q.S. Qaf: 19)

Kedua

{وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ}

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut” (Q.S. Al-An’am: 93)

Ketiga

{ فَلَوْلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلْحُلْقُومَ}

“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,” (Q.S. Al-Waqi’ah: 83)

Keempat

{كَلَّآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِىَ}

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,” (Q.S. Al-Qiyamah: 26)

Thursday, March 7, 2013

KEPERCAYAAN ANIMISME: Perpindahan Ruh



Orang mengartikan perpindahan ruh itu suatu kepercayaan bahwa ruh manusia setelah manusia mati pindah kepada orang lain atau kepada seekor binatang untuk hidup langsung di atas bumi dengan bentuk-bentuk yang baru. Kepercayaan seperti orang-orang Hindu mengenai perpindahan ruh itu tidak terdapat dalam kepercayaan orang-orang animisme di Indonesia, tetapi animisme percaya bahwa setelah manusia mati, ruhnya menjalankan kehidupannya sendiri di alam ruh. Walaupun demikian masih terdapat kepercayaan, bahwa orang-orang yang mati itu ruhnya ada yang pindah kepada orang lain, atau kepada binatang dan pohon. Suatu kepercayaan umum ialah ada seorang anak yang mukanya mirip salah seorang dari orang tuanya, maka orang tuanya itu tidak panjang umurnya, karena roh orang tuanya itu pindah kepada anaknya yang mirip dengan rupanya.

KEPERCAYAAN ANIMISME: Pemujaan Kepada Makhluk Halus dan Dewa


Selain kepada ruh-ruh dari orang-orang yang telah meninggal dunia, kebanyakan bangsa Indonesia percaya pula kepada dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus yang bukan asal dari manusia. Dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus itu yang dianggap menyebabkan adanya bencana-bencana alam dan kecelakaan-kecelakaan, yang dipandang bukan datang dari ruh-ruh manusia, seperti tanah longsor atau gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Kalau orang sehari-hari merasa berhubungan dengan ruh-ruh orang yang sudah meninggal dunia, maka orang berpendapat dewa-dewa dan makhluk-makhluk halus itu sekali-sekali menyusahkan manusia, yang ada pengaruhnya kepada kehidupan manusia sehari-hari. Dengan demikian rakyat menyerahkan urusan dewa-dewa dan makhluk halus itu kepada dukun-dukun, yang lambat lain menjadi berkembang, dan itu bersikap sedemikian rupa sehingga tampak mereka menyelubungi pengetahuannya dengan penuh rahasia.